Minggu, 11 Maret 2012

MENDEKOR MUMI

MENDEKOR MUMI

Format            : Berkelompok
Waktu             : 15 – 25 menit
Tempat           : Di dalam atau di luar ruangan
Materi             : Dua rol tisu (tisu gulung)
Peserta            : 20 – 35 orang                                    

DESKRIPSI
Trainer memberikan instruksi kepada setiap anggota kelompok yang terdiri dari 6 orang sampai 20 orang untuk membuat mumi. Bahan yang dipakai adalah tisu gulung. Satu orang diantara peserta dalam satu kelompok dipilih menjadi mumi dan yang lain akan menjadikannya mumi dari bahan yang ada. Waktu yang ditentukan adalah10 menit. Syaratnya adalah membuat mumi serapi mungkin cukup dengan dua rol tisu. Dalam hal ini, peserta harus kreatif. Mereka perlu membuat stategi mengenai siapa yang paling tepat untuk dijadikan mumi. Peserta yang bisa membuat mumi paling rapi (membungkus seluruh bagian tubuh dengan tepat waktu dan rapi akan dinyatakan seebagai pemenang).

TUJUAN
                Berfikir kreatif dengan memperhitungkan strategi secara matang

PROSEDUR
                Seluruh peserta dibagi menjadi tiga atau empat kelompok (tergantung dari jumlah peserta secara keseluruhan). Setiap kelompok diberi dua buah rol tisu. Mereka harus membuat mumi serapi mungkin. Kelompok yang membuat mumi paling rapi akan keluar menjadi pemenang. Jika dalam waktu yang ditentukan delum ada peserta yang bisa menyelesaikan mumi tersebut, maka penilaian akan berdasarkan pada berapa persen masing-masing kelompok bisa menyelesaikannya.
Kriteria penilaian antara lain:
1.       Waktu yang tersedia harus cukup (10 menit)
2.       Bahan harus cukup untuk membungkus seluruh tubuh
3.       Hasil pembungkusan harus serapi mungkin, setiap ujung tangan, kaki dan bagian tubuh lainnya.
                Strategi yang paling tepat adalah mencari peserta yang terkecil di kelompok. Jika perlu, seseorang harus beani membuka baju sehingga hanya tinggal pakaian dalamnya saja. Hal ini dimaksudkan untuk menghasilkan buah karya yang rapi dan agar tisu tidak robek, serta bahan yang tersedia bisa mencukupi.

PEMBAHASAN
                Strategi dan pemikiran kreatif merupakan dasar kesuksesan dalam operasional sehari-hari diperusahaan. Untuk menghadapi order yang tidak wajar, seorang decision maker di perusahaan harus bisa berfikir cepat untuk menentukan strategi yang akan diambil. Tindakan yang lain yang juga penting adalah berfikir dan bertindak secara kreatif. Apakah kreativitas bisa muncul dengan sendirinya? Apakah kreativitas ada pada setiap orang? Pertanyaan tersebut tentunya menjadi bagian dalam bahan diskusidan merupakan terusan dari sederet pertanyaan diatas. Jelasnya untuk menghadapi situasi yang baru, apalagi bukan hal yang biasa dilakukan, ada staf yang bersifat skeptis, artinya keluar dari tanggung jawab. Lebih baik pergi menghindar daripada harus memikirkan hal yang baru. Apalagi jika masih banyak tugas yang terbengkalai
                Ada juga yang bersikap ingin tahu, tetapi tidak bertindak. Sikap yang lain yang bertentangan dengan sikap tersebut adalah seseorang yang bertindak tanpa ingin tahu. Tipe yang pertama menunjukkan adanya keinginan untuk menambah ilmu, pengalaman dan hal baru tetapi tidak ada keinginan untuk mengeluarkan energi. Dengan demikian yang kemudian terjadi ialah pekerjaan menjadi tidak tertangani secara efektif. Sementara itu, tipe seseorang yang cepat bertindak tanpa ingin tahu menunjukkan bahwa kebanyakan dari mereka merupakan tipe yes man. Orang yang hanya sekedar ingin menyenangkan atasannya saja. ABS (Asal Bapak Senang) adalah sikap yang tidak menghasilkan buah secara optimal. Tipe yang terbaik adalah sikap mau bergerak dan ingin tahu serta ikut serta terlibat langsung untuk menyukseskan suatu program. Ada keinginan untuk menyelesaikan masalah yang ada. Hal yang  baru dianggap sebagai suatu tantangan yang menyenagkan.
                Sifat kreatif yang muncul pada diri seseorang memang bisa datang secara menurun (faktor genetika), tetapi bisa juga dilatih. Creative is not only born but also made. Banyak orang yang dilahirkan dalam keluarga yang sederhana dengan latar belakang kehidupan yang susah, tetapi ketika dewasa dia mau belajar dan mengasah diri supaya kreatif. Pada dasarnya setiap orang memiliki bibit kreatif, tinggal kemauan seseorang untuk menggali dan memanfaatkannya. Jika seseorang mau sadar dan memanfaatkannya, maka dia akan bisa kreatif. Sebaliknya, jika tidak ada kemauan pada orang tersebut untuk melakukannya, maka kreativitas yang ada di dalam orang tersebut akan menjadi pasif dan tidak akan tereksploitasi.
                Dari permaian ini, strategi dan tindakan kreatif yang seharusnya dilakukan oleh tim adalah memilih orang yang paling pendek dan paling kurus untuk menjadi mumi. Alasannya bahan pembungkus. Jika tersisa, bahan bisa digunakan untuk memberi kreasi dan mempertebal bagian yang kurang terbalut.
               
VARIASI
                Variasi dalam permainan ini adalah dengan membuat mumi yang tidak konvesional. Mumi dibuat sekreatif mungkin dengan memberikan argumen kenapa hal itu lebih baik dari pada mumi yang biasanya. Dalam hal ini kelompok harus memperhatikan juga aspek kultur dan budaya Masir, pertimbangan cost, nilai modern yang menghendaki sesuatu yang lebih praktis, dan sebagainya. Dengan demikian, bahan yang dipakai bisa juga ditambahkan, misalnya ada pilihan bunga, tali, kain dan sebagainya.

Sumber:
Soenarno, Adi. 2006. Creativity games. Jakarta: Penerbit andi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar